HUBUNGAN JIN DAN MANUSIA
Jin Kafir Musuh utama Manusia
Asal muasal permusuhan setan
dengan manusia berawal sejak Adam diciptakan, bahkan sebelum Adam diciptakan.
Permusuhan ini diawali dengan permusuhan antara nenek moyang setan yakni Iblis
dengan nenek moyang manusia, Nabi Adam. Iblis pada awalnya makhluk yang taat
beribadah kepada Allah sebagaimana malaikat. Akan tetapi ia memiliki perangai
sombong dan keangkuhan sehingga tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Dengan
sombong Iblis mengatakan keengganan sujudnya itu:
"Iblis berkata: "Aku
lebih baik daripadanya (Adam), Engkau telah menciptakan saya dari api sementara
Engkau menciptakannya dari tanah" (QS. Al-Araf 7:12).
Kesombongannya itulah yang
menyebabkan Allah mengusir Iblis dari surga serta melaknat dan membencinya
sampai hari kiamat kelak. Akan tetapi, sebelum diusir, iblis meminta satu
permohonan kepada Allah untuk diijinkan hidup abadi sampai hari Kiamat datang,
dan Allah pun mengabulkannya. Oleh karena itu, iblis sampai sekarang masih
hidup dan tidak akan mati sebelum Kiamat terjadi. Hal ini sebagaimana
difirmankan oleh Allah:
"Iblis berkata: "Tangguhkanlah saya sampai waktu mereka
dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka
yang diberi tangguh" (QS. Al-A'raf: 14-15).
Penangguhan kematian iblis ini
dimaksudkan agar ia leluasa dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia dari
jalan yang benar. Dalam al-Qur'an dikatakan, bahwa iblis akan senantiasa
mengganggu dan menjerumuskan manusia dari berbagai lini, mulai dari depan,
belakang, sisi kanan, kiri dan sebagainya. Ini artinya, kapanpun dan dimanapun,
iblis dan setan akan terus mencari celah untuk dapat menggoda dan menjerumuskan
manusia. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah:
"Iblis menjawab:
"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat)" (QS. Al-Araf 7:16-17).
TARGET PERMUSUHAN JIN KAFIR (SETAN)
TARGET JANGKA PANJANG
Menjerumuskan manusia ke dalam
api neraka, hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Fatir ayat 6
"Sesungguhnya syaitan-syaitan itu
hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala" (Fathir: 6).
TARGET JANGKA PENDEK
1. Menjerumuskan manusia dalam
perbuatan syirik dan kufur
Syaithan senantiasa mengajak para hamba untuk
menyembah selain Allah serta berusaha membuat mereka kufur kepada Allah dan
syariatNya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hasyr ayat 16 berikut
ini:
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan
ketika dia berkata kepada manusia:
"Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb
semesta Alam" (QS. Al-Hasyr:16).
Dalam sebuah hadits dikatakan
bahwa Rasulullah Saw suatu hari pernah berkhutbah:
Artinya: "Wahai manusia,
sesungguhnya Allah telah memerintahkan saya untuk mengajarkan kepada kalian apa
yang kalian belum ketahui yang pada hari ini Allah baru saja mengajarkannya
kepada saya. Allah berfirman: "Seluruh
harta yang Aku karuniakan kepada
hamba adalah halal. Aku menciptakan hamba- hambaKu semuanya suci, bersih dan lurus. Hanya saja, syaithan datang
menggoda mereka. Syaithanlah yang memalingkan mereka dari agama mereka yang
lurus, syaithan juga yang mengharamkan apa yang Aku halalkan kepada mereka. Mereka juga menganjurkan dan mengajak
para hamba untuk menyekutukanKu dengan sesuatu yang Aku
sendiri belum menurunkan ilmu kepadanya" (HR. Muslim).
2. Menjerumuskan manusia kepada
perbuatan dosa dan durhaka
Dalam hal ini Rasulullah Saw
bersabda:
"Rasulullah Saw bersabda: "Ingatlah, bahwasannya
syaithan sudah putus asa untuk disembah
di negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam
perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan syaithan akan
meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw
juga bersabda:
"Jabir berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya
syaithan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di daerah
Arab, akan tetapi (syaithan akan diikuti) dalam hal memburu dan saling kasar di
antar mereka" (HR. Muslim).
3. Menghalangi manusia untuk berbuat kebaikan
Bukan hanya
menjerumuskan manusia ke
dalam perbuatan dosa
dan durhaka, syaithan
juga senantiasa menghalang-halangi manusia dari perbuatan baik dan taat.
Dalam sebuah hadits dari Saburah bin Abi Fakih
bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya syaithan selalu duduk (menggoda) keturunan Adam di
semua sisi dan jalannya. Ia duduk di jalan Islam sambil berkata: "Kamu
masuk Islam dan meninggalkan agamamu, agama bapak dan nenek moyangmu,
mengapa?" Lalu hamba itu tidak menghiraukannya dan ia tetap masuk Islam.
Kemudian syaithan duduk
di jalan hijrah
sambil berkata: "Mengapa
kamu berhijrah segala sementara kamu meninggalkan tanah air dan
hartamu?" Hamba itu tidak mempedulikannya, dan ia pun tetap hijarah.
Kemudian syaithan duduk di jalan jihad sambil berakata: "Mengapa
kamu hendak berjihad segala, padahal
dengan demikian kamu
akan mengorbankan harta
dan nyawa atau
kamu akan terbunuh. Mendingan kamu
menikah dengan seorang
wanita, lalu berbagi
harta dengannya?" Hamba
tadi tidak memperdulikannya, da
ia pun tetap berjihad.
Rasulullah bersabda kembali:
"Barangsiapa yang melakukan
hal demikian, maka
Allah berhak untuk memasukkannya
ke dalam surga. Barang siapa yang terbunuh (dalam medan perang) atau tenggelam,
maka Allah berhak untuk memasukkannya ke dalam surga" (HR. Nasai).
4. Merusak ketaatan
Apabila syaithan tidak dapat
menggoda manusia untuk meninggalkan kebaikan dan taat, maka ia tetap akan berusaha menggoda dan menjerumuskan manusia
dengan cara merusak ketaatan dan kebaikan tersebut, agar si hamba tidak mendapatkan pahala dari ketaatannya
itu.
Dalam sebuah hadits dikatakan,
bahwa Utsman bin
al-Ash pernah datang
ke pada Rasulullah
Saw sambil berkata: "Ya
Rasulullah, sesungguhnya syaithan telah menghalang-halangi antara saya
dengan shalat dan membaca (al-Qur'an) saya, dengan cara berwujud dalam wujud
Ali".
Mendengar hal
itu Rasulullah Saw
bersabda: "Syaithan yang mengganggu
kamu itu bernama Khinzib. Apabila
kamu merasakan datangnya,
maka berlindunglah kepada
Allah dari godaannya
dan meludahlah ke sebelah
kiri sebanyak tiga
kali". Utsman berkata:
"Lalu aku melaksanakan
petunjuk Rasulullah Saw tadi, sehingga Allah mengusir syaithan itu dari
saya" (HR. Muslim).
Apabila seseorang
melaksanakan shalat, maka
syaithan datang membisikkan
dan menggodanya dengan cara, menyibukkan dengan berbagai hal,
mengingat-ngingat urusan dunia, menghadirkan barang- barang yang hilang sampai
membuat orang yang shalat itu ngantuk atau lalai. Dalam hadits riwayat Imam
Bukhari dikatakan:
"Dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila dipanggil untuk
shalat (adzan berkumandang), Syaithan segera membelakangi sambil kentut dengan
keras sehingga orang itu tidak mendengar adzan tersebut.
Apabila adzan telah selesai, ia segera menghampirinya. Apabila ia melaksanakan
shalat, ia kembali membelakangi sambil membisikkan antara seseorang dengan dirinya. Syaithan itu
mengatakan: ingat ini, ingat itu, sehingga ia tidak tahu berapa rakaat dia shalat" (HR. Bukhari Muslim).
Tidak sampai di sana, syaithan
juga menggoda dengan jalan membisikkan kepada seseorang untuk lewat dihadapan
orang yang sedang
shalat. Dalam sebuah hadits
riwayat Imam Bukhari dikatakan, bahwa Shalih
as-Samman pernah melihat
Abu Said al-Khudry
pada hari Jumat sedang melaksanakan
shalat. Tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Mu'ith bermaksud melewat di hadapan
Abu Said yang sedang shalat. Abu
Said kemudian menahan dan
menghalanginya. Pemuda itu kemudian menatap Abu Said, dan kembali mencoba
melewatinya, akan tetapi Abu Said
kembali menghalanginya dengan lebih keras lagi. Pemuda itu
kemudian menghadap kepada Marwan. Marwan kemudian bertanya
kepada Abu Said: "Mengapa kamu
melakukan hal demikian
kepada putra saudaramu
ini, wahai Abu
Said?" Abu Said menjawab: Saya mendengar Rasulullah Saw
bersabda:
"Apabila seseorang sedang
shalat menghadapi sesuatu yang menghalanginya dari orang banyak, lalu seseorang
berusaha untuk melewatinya, maka halangilah dia. Apabila ia menolak dan terus
hendak melewatinya, maka perangilah dia karena dia itu adalah syaithan"
(HR. Bukhari).
5. Menyakiti anggota tubuh dan
jiwa manusia
Di samping menggoda dan
menjerumuskan dari ketaatan, syaithan juga seringkali menyakiti tubuh, anggota fisik dan jiwa manusia.
Untuk lebih jelasnya akan hal ini, berikut dalil-dalil dan kisah-kisah yang
membuktikan hal tersebut.
Dalam sebuah
hadits dikatakan bahwa
Rasulullah Saw pernah
suatu saat ketika
sedang melaksanakan shalat, Iblis bermaksud melemparkan anak panah
apinya ke wajah Rasulullah Saw, akan
tetapi Rasulullah kemudian berlindung kepada Allah sehingga Iblis tersebut
dapat dilumpuhkan sebagaimana telah
dipaparkan pada pembahasan
tentang kelemahan- kelemahan jin
dan setan pada sub, jin dan setan tunduk
dan taat kepada Nabi Sulaiman.
Untuk menyakiti jiwa seseorang,
syaithan juga datang dalam mimpi. Dalam berbagai keterangan dikatakan
bahwa syaithan dapat datang menjelma dalam mimpi seseorang dengan
cara mengganggu dan
menyempitkan hatinya sehingga
orang tersebut menjadi sedih dan
putus asa. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa mimpi itu ada
tiga macam: Artinya:
Abu Hurairah berkata: "Mimpi
itu ada tiga
macam; Mimpi yang berupa kabar gembira yang bersumber dari
Allah, mimpi yang merupakan bisikan hati, dan mimpi yang menakutkan yang
bersumber dari syaithan"
(HR. Ibnu Majah). Dalam hadits
lain dikatakan:
"Abu Said al-Khudri
pernah mendengar Rasulullah
Saw bersabda:"Apabila seseorang bermimpi yang menyenangkan, maka itu
bersumber dari Allah, oleh karenanya bertahmidlah (ucapkanlah
alhamdulillah), dan sebut-sebutlah dia
di hadapan orang
lain. Apabila ia bermimpi
yang menakutkan atau
bermimpi sesuatu yang
dibenci, maka ia bersumber dari syaithan, karenanya
berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya (ucapkan audzubillah
minasyaithan wa sayyiatil ahlam), dan janganlah ia menyebut-nyebutkannya kepada orang
lain. Kalau ia
berlindung kepada Allah
(mengucapkan ta'udz tadi),
maka syaithan itu tidak akan bisa menyakitinya" (HR. Bukhari).
Membakar rumah.
Selain menyakiti tubuh
dan jiwa, syaithan
juga seringkali berbuat
jahat berupa menghilangkan harta,
kekayaan dan tempat tinggal, berupa membakar rumah.Dalam sebuah hadits
dikatakan: Artinya:
"Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila kalian tidur, matikanlah
lampunya, karena syaithan
seringkali berwujud seekor tikus
yang membawa sesuatu (yang mudah dibakar) yang ditujukkan ke lampu tersebut sehingga dapat membakar kalian" (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih).
Mengganggu orang yang sedang
sakaratul maut. Syaithan memang musuh yang paling nyata. Semua lini dan
sisi, ia terus masuki dengan tujuan dapat
menjerumuskan manusia ke dalam kedurhakaan. Bukan
saja ketika masih hidup, akan
tetapi ketika menjelang ajal sekalipun. Ketika manusia sakaratul maut,
syaithan masih menggoda dan mengganggu dengan jalan memukul-mukul dan
membisikkan hal-hal keduniawian agar orang yang sedang sakaratul
maut tadi tidak mengingat Allah lagi. Oleh karena itu, Rasulullah
menganjurkan agar orang yang sedang sakaratul
maut ditalqin (dibimbing
dengan kalimat-kamimat yang
baik) sehingga ketika nyawa dan ruhnya lepas, ia senantiasa mengingat kepada Allah.Dalam
sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk berlindung
dari godaan syaithan ketika sakaratul
maut tadi dengan membaca doa berikut ini:
"Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari bimbangan, kehancuran, tenggelam, kebakaran. Aku juga berlindung kepadaMu dari godaan dan
pukulan syaithan ketika sakaratul maut.
Aku juga berlindung
kepadaMu dari kematian
yang lari dari jalanMu, juga dari kematian yang sangat
sakit menyengat" (HR.Nasai)
Menyakiti setiap bayi yang
baru lahir. Selain yang sedang
sakaratul maut, syaithan
juga seringkali menyakiti
setiap bayi yang baru lahir. Dalam hadits dikatakan:
"Dari Abu Hurairah,
Rasulullah Saw bersabda:
"Setiap keturunan Adam,
pasti disentuh oleh syaithan
ketika lahirnya kecuali Siti Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR.
Muslim). "Rasulullah saw
bersabda: "Setiap keturunan
Adam yang lahir
pasti dicubit oleh jari-jari
syaithan di kedua pinggirnya kecuali Isa putranya Maryam" (HR. Bukhari).
"Abu Hurairah berkata:
"Saya pernah mendengar
Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada
seorangpun bayi yang baru
dilahirkan dari keturunan Adam, kecuali ia telah disentuh (dicubit)
oleh syaithan sehingga
ia lahir sambil
berteriak (menangis) karena cubitan syaithan tersebut, kecuali
Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Bukhari).
Dalam hadits dikatakan, Siti
Maryam dan putranya tidak terkena cubitan syaithan karena berkat doa dari
ibunya, ibunya Siti Maryam, yang berdoa: "(Ibunya
Maryam berdoa) dan aku melindungkannya (Siti Maryam)
dan keturunannya kepadaMu dari gangguan syaithan yang terkutuk"
(QS. Ali Imaran: 36).
Apakah hanya
Siti Maryam dan
putranya yang tidak
diganggu oleh syaithan ketika dilahirkan? Jawabannya tidak.
Mungkin masih banyak lagi yang juga tidak diganggu oleh syaithan. Dalam hadits
lain riwayat Imam Bukhari dikatakan, bahwa Ammar bin Yasir pun termasuk salah
seorang yang tidak diganggu dan tidak
dicubit ketika ia dilahirkan.
Menebarkan penyakit Tha'un.
Syaithan juga seringkali
menyebarkan penyakit menular
semisal penyakit kulit dan yang lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dapat
dipahami bahwa semua wabah penyakit menular adalah bersumber
dari syaithan. Boleh
jadi karena tempat
tersebut kotor, tidak bersih. Syaithan hanyalah salah satu faktor penyebab hal itu. Dalam
sebuah hadits Rasulullah
bersabda: Rasulullah Saw bersabda:
"Penyakit Tha'un dan Duri musuh-musuh kalian itu
semuanya dari Jin. Ia (jin itu) menyaksikan kalian semua" (HR. Hakim).
Bahkan, dalam salah satu keterangan juga dikatakan bahwa
darah istihadah juga terkadang dari syaithan. Rasulullah bersabda kepada Hamnah
bint Jahsy: "Ini (darah istihadah) adalah
kotoran syaithan" (HR. Abu Dawud dan Nasai). Akan tetapi sekali lagi,
tidak berarti bahwa setiap yang mengidap
penyakit istihadah, itu bersumber dari syaithan, akan tetapi boleh jadi karena faktor
makanan atau hal lainnya. Hanya saja,
syaithan juga terkadang menyakiti perempuan dengan jalan istihadah ini.
Ikut makan, minum dan tinggal
bersama manusia. Termasuk salah satu menyakiti dan melukai manusia,
syaithan juga seringkali ikut serta dengan manusia dalam makan, minum dan
tinggal. Hal ini dimaksudkan tentunya agar syaithan lebih leluasa dalam
menjerumuskan dan menggoda manusia ke jalan yang sesat Dalam berbagai
keterangan dikatakan, ketika seseorang makan, minum dan masuk atau keluar rumah tanpa menyebut nama
Allah (tanpa berdoa),
maka syaithan akan mengikutinya; ia akan ikut makan, minum
dan tidur di rumah. Akan tetapi bagi mereka yang menyebut nama Allah ketika
makan, minum dan tidurnya, maka syaithan tidak akan pernah menyentuh makanan,
minuman dan tempat tidur atau tempat tinggal orang tersebut.
Untuk itu, pantas, bila Rasulullah
S.A.W senantiasa mengajarkan
dan menganjurkan ummatnya untuk selalu membaca doa atau paling tidak
menyebut nama Allah
dalam setiap gerak geriknya termasuk dalam makan, minum dan
tidurnya. Hal ini, bukan saja untu
meraup pahala dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw, akan tetapi juga demi
kebaikan orang tersebut, yakni
terhindar dari gangguan
jin kafir (syaithan)
yang setiap detik
berusaha mengganggu dan menjerumuskan manusia dalam kenistaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut
adalah hadits-hadits yang menerangkan tentang hal di atas: 1) Syaithan akan
ikut makan dan minum, ketika orang tersebut tidak mengucapkan doa atau tidak
menyebut nama Allah terlebih dahulu.
Hal ini sebagaimana dikisahkan
dalam sebuah hadits ayng
diriwayatkan oleh Imam
Muslim, bahwasannya Hudzaifah
berkata:
"Kami (para sahabat) apabila berkumpul bersama Rasulullah Saw,
lalu dihadirkan makanan kepadanya, kami tidak berani menyentuh makanan tersebut
sebelum Rasulullah Saw terlebih dahulu menyentuhnya. Suatu hari, dihidangkan kepada kami makanan tersebut.
Tiba-tiba, datang seorang budak
perempuan yang sudah tidak sabaran. Begitu melihat makanan di hadapan kami, ia langsung
bergegas menghampirinya dan langsung menyodorkan tangannya untuk menyentuh makanan
tersebut. Rasulullah Saw
kemudian memegang dan
menahan tangan budak wanita tadi. Tidak lama dari itu, datang juga
seorang arab badewi, juga sama menyodorkan tangannya untuk meraih makanan,
akan tetap Rasulullah Saw menahan dan
memegang tangannya itu. Rasulullah kemudian bersabda:
"Sesungguhnya syaithan akan ikut memakan makanan yang tidak
disebutkan nama Allah sebelumnya. Syaithan barusan datang menyertai budak
wanita tadi, lalu
syaithan itu bermaksud
mengambil makanan dengan menggunakan tangan budak wanita itu.
Demikian juga, setan datang menyertai orang arab badewi tadi untuk mengambil makanan, dan
karena itulah saya
pegang dan saya
tahan tangan kedua orang
tadi. Demi diri Ku yang berada
pada kekuasaanNya, sesungguhnya tangannya itu (tangan setan)
berada pada tangan saya bersama dengan tangan budak wanita tadi" (HR.
Muslim).
Setan akan merusak kekayaan
manusia dan akan tinggal di dalam bejana / lemari yang tidak
disebutkan nama Allah
sebelumnya. Dalam sebuah
hadits dikatakan, untuk menjaga agar setan tidak merusak harta
dan tidak ikut masuk ke dalam rumah, sebaiknya ketika menutup pintu, lemari dan
lainnya, terlebih dahulu berdoa atau paling tidak menyebut nama Allah. Dalam
sebuah hadits dikatakan:
"Rasulullah Saw bersabda: "Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah
nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak akan membuka pintu yang
sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum
(qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang terbuat dari kulit binatang) dan
bejana-bejana kalian (untuk masa sekarang
seperti lemari, bupet,
kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun
kalian hanya menyimpan sesuatu di
dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian" (HR.
Muslim).
Orang yang makan dan minum sambil
berdiri, akan ditemani setan. Dalam berbagai keterangan, Rasulullah
menganjurkan ummatnya agar ketika makan
dan minum sambil duduk, tidak sambil berdiri. Kecuali
ketika minum air zam zam, Rasulullah mensunatkan ummatnya untuk
minum sambil berdiri,
karena dalam sebuah
hadits dikatakan, bahwa Rasulullah minum
air zam zam
sambil berdiri. Rasulullah
melarang ummatnya untuk meminum atau makan sambil berdiri
karena makan dan minumnya akan disertai oleh setan. Berikut ini hadits yang
dimaksudkan:
"Rasulullah suatu hari melihat seorang laki-laki yang minum sambil
berdiri. Lalu Rasulullah Saw berkata
kepadanya: "Duduklah!" Laki-laki itu menjawab: "Mengapa saya
mesti duduk?" Rasulullah Saw menjawab: "Apakah kamu bahagia kalau
minum bersama kucing?" Laki-laki itu menjawab: "Tidak".
Rasulullah Saw bersbda kembali: "Sesungguhnya kamu tadi telah minum dengan
sesuatu yang jauh lebih jahat dari pada
kucing, yaitu setan" (HR. Imam Ahmad, dan Bazzar).
Setan ikut masuk ke dalam rumah
yang tidak menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuknya. Dalam sebuah hadits
dikatakan:
"Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw
bersabda: "Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia menyebut nama Allah
ketika masuk (rumah) dan ketika makan,
maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan lainnya): "Kalian tidak
dapat nginep dan tidak bisa
makan malam". Namun apabila ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama
Allah (berdoa) ketika masuk dan
makannya, syaithan akan berkata: "Nah, sekarang kalian bisa nginep dan
bisa makan malam" (HR. Muslim).
Masuk ke tubuh manusia.
Selain menyakiti badan,
jiwa dan menyertai
manusia dalam segala
gerak dan langkahnya, setan juga
seringkali masuk ke tubuh manusia. Dalam istilah Indonesia sering disebut
dengan Kesurupan, dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kaasupan Jurig (dalam
bahasa arab ashar'u atau
lams al-jin). Sehubungan
dengan masalah kesurupan
ini, Ibnu Taimiyyah dalam bukunya Majmu al-Fatawa(24/276), berkata:
"Para ulama ahli sunnah wal
jama'ah sepakat, bahwa jin dapat masuk
ke dalam tubuh dan badan manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 275: "Orang-orang
yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan lantaran
tekanan penyakit gila" (QS.
Al-Baqarah:275)."
Abdullah bin
Ahmad bin Hanbal
pernah bertanya kepada
ayahnya, Ahmad bin Hanbal:
"Sesungguhnya orang-orang
berkata bahwa jin tidak bisa masuk ke badan orang- orang yang kesurupan. Imam Ahmad bin
Hanbal berkata: "Anakku, mereka berkata bohong. Mereka hanya berkata dengan
ucapannya sendiri" Ibnu
Taimiyyah juga berkata:
"Perkataan ini (jin
dapat masuk ke
dalam tubuh manusia) adalah
perkataan yang masyhur
(dikenal oleh semua
ulama).
Orang yang kemasukkan jin
(kesurupan) tidak akan merasakan sakit
ketika dipukul, kata-katanya akan ngelantur. Orang yang kemasukan jin ini akan menampakkan
banyak keanehan, mulai dari bicara
dan gerakannya. Seolah-olah
yang berkata dan
bergerak itu adalah orang tersebut (orang yang
kesurupannya), padahal hakikatnya adalah jenis lain, bukan manusia (yaitu
jin)".
Bahkan, Ibnu Taymiyyah masih dalam al-Majmu'nya mengatakan: "Tidak ada seorangpun ulama
yagn mengingkari bahwa
jin dapat memasuki
tubuh manusia yang
lalai mengingat Allah. Barangsiapa
yang mengingkari hal ini dan mengatakan bahwa syara' tidak
mengakui hal demikian, maka sungguh dia telah mendustai syara itu sendiri.
Tidak ada dalam dalil-dalil syara yang menolak hal itu (tidak ada
dalil satu pun yang mengingakari
bahwa jin dapat masuk ke
tubuh manusia yang
kesurupan). Mereka yang
mengingkari hal ini
hanyalah sekelompok kecil dari golongan Mu'tazilah yakni Imam Al-Jubai
dan Abu Bakar ar-Razi.
Bersambung ke Bagian 7
-------
Baca Juga