ilustrasi Jin |
KEMATIAN JIN
Jin adalah mahluk yang berjiwa,
maka sama saja halnya dengan manusia, jin pun akan mengalami kematian. Namun
dari sebagian golongan jin hanya Iblis lah yang diberi tangguh kematiannya
sampai hari manusia dibangkitkan. Sedangkan yang lainnya kematiannya sama
dengan manusia tetapi usianya jauh lebih panjang dari umur manusia.
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (QS.
Ar-Rahman 55: 26-27).
Di samping ayat ini, ada hadits
yang mengatakan bahwa jin atau syaithan juga akan mati. Hadits dimaksud adalah
sebagai berikut:
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda: "Aku berlindung dengan kegagahanMu, yang tidak
ada Tuhan selain Engkau, yang tidak akan mati, sementara jin dan manusia
semuanya akan mati" (HR. Bukhari).
KEMAMPUAN DAN KELEBIHAN JIN
Allah memberikan kelebihan dan
kemampuan khusus kepada jin yang tidak diberikan kepada manusia. Di antara
kemampuan dan kelebihan jin tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dapat bergerak dan berpindah dengan cepat
Artinya: "Berkata 'Ifrit
(yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya
aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".Berkatalah
seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana
itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia" (QS.an-Naml: 39-40).
2. Dapat mengetahui masalah-masalah yang belum terjadi sebelum
diutusnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebelum Rasulullah diutus, jin
seringkali naik ke atas langit untuk mendengarkan kabar-kabar yang akan terjadi
di dunia. Begitu mendengar kabar tersebut, mereka langsung menginformasikannya
kepada para dukun dan tukang ramal. Oleh karena itu, sebelum Rasulullah Saw
diutus, tukang ramal dan dukun seringkali tepat dalam memberikan jawaban dan
ramalannya. Akan tetapi begitu Rasulullah Saw diutus, penjagaan di langit
diperketat sehingga jin tidak lagi dapat mendengar informasi dan berita apapun.
Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat al-Jin ayat 8-9:
Artinya: "Dan sesungguhnya
kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh
dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu
dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya).
Tetapi sekarang (Yang dimaksud dengan "sekarang", ialah waktu sesudah
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diutus menjadi rasul) barangsiapa
yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api
yang mengintai (untuk membakarnya)" (QS. Al-Jin ayat 8 dan 9).
Oleh karena itu, sejak diutusnya
Rasulullah sampai sekarang, jangankan dapat mendengar berita langit,
mendekatinya saja tidak bisa. Untuk itu, apa yang dikatakan oleh para dukun dan
tukang ramal, tidak pernah benar, tapi bohong belaka. Seandainya ada jin yang
mengatakan bahwa akan terjadi nanti ini dan itu, maka ketahuilah bahwa dia
telah berbohong. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, haram hukumnya seseorang
datang bertanya kepada dukun dan tukang ramal. Karena bukan saja apa yang
dikatakan tukang ramal itu bohong, tapi juga hal demikian akan melemahkan
keimanan seseorang bahkan termasuk perbuatan syirik.
Bagaimana dengan kenyataan, bahwa
terkadang ramalan dan ucapan tukang ramal tersebut betul dan nyata? Hal ini
pernah disampaikan juga oleh Siti Aisyah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam. Perhatikan hadits berikut ini:
"Aisyah berkata, sekelompok orang
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tentang para dukun.
Rasulullah menajawab: "Mereka itu tidak mengetahui sesuatu apapun".
Mereka bertanya kembali: "Tapi Rasulullah, terkadang apa yang mereka
katakan adalah benar dan nyata?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda kembali: "Ucapannya yang betul itu lantaran dibisikkan oleh jin.
Ia membisikkannya ke telinga temannya (dukun) seperti berkoteknya ayam betina,
dan mereka mencampuradukannya dengan seratus kebohongan (maksudnya, yang
betulnya satu tapi bohongnya seratus bahkan lebih)" (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, dalam ajaran
Islam, seseorang dilarang untuk terlebih mempercayai perkataan dukun, datangnya
saja sudah berdosa. Rasulullah bersabda :
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, lalu bertanya
tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam " (HR.
Muslim)
" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, untuk bertanya tentang
sesuatu, lalu membenarkan dan mempercayai apa yang dikatakannnya, maka sungguh
ia telah keluar dari ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad" (HR.
Ahmad).
Bukti lain bahwa jin tidak
memiliki kemampuan untuk mengetahui perkara yang gaib sebagaimana terlukis
dalam surat al-saba 34:14
"Maka tatkala Kami telah menetapkan
kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu
kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur,
tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah
mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan" (QS. Saba 34: 14).
3. Jin lebih dahulu mengetahui teknologi
Sebagaimana telah dijelaskan di
atas, bahwa Allah menundukkan golongan jin kepada Nabi Sulaiman. Mereka taat
dan patuh kepadanya termasuk bersedia untuk memindahkan singgasana kerajaan
Ratu Bilqis. Karena kerja mereka yang berat dan banyak, tentu mereka memerlukan
kemampuan- kemampuan dan kecerdasan dan kemahiran luar biasa. Hal ini
sebagaimana terekam dalam firman Allah surat Saba ayat 12-13:
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi
Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan
perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami
alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya
(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di
antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang
apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-
piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas
tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan
sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih" (QS. Saba 34:
12-13).
Berdasarkan dari ayat di Atas,
Umar Sulaiman Abdullah bin al-Asyqar dalam bukunya Alamul Jinn was Syayathin,
berpendapat bahwa sejak dahulu jin sudah mengenal tekhnologi canggih semisal
radio dan televisi. Bahkan, Ibnu Taimiyyah sendiri dalam al-Majmu'nya
mengatakan bahwa "Menurut sebagian ulama yang dapat berkomunikasi dengan
jin menuturkan bahwa sejak dahulu jin sudah dapat membuat kawat dan kaca,
kemudian mereka sampaikan kepada manusia dan manusia mengikutinya" (lihat
dalamMajmu al-Fatawa karya Ibnu Taimiyyah: 11/309).
4. Jin dapat berubah-rubah bentuk
Di antara kemampuan jin (setan)
lainnya adalah mereka dapat berubah wujud; terkadang berwujud manusia dan
terkadang pula berwujud hewan. Hal ini telah terjadi pada masa perang Badar,
dimana setan (jin kafir) berwujud dalam bentuk Suraqah bin Malik, dan ia
menjanjikan kepada orang-orang musyrik bahwa mereka akan dapat memengkan
pertempuran melawan orang Islam. Akan tetapi ketika pertempuran telah terjadi
dan malaikat turun dari langit untuk membantu kaum muslimin, syaitan yang
menjelma dalam wujud Suraqah bin Malik tadi lari tunggang langgang. Hal ini
terekam dalam al-Qur'an surat al-Anfal ayat 48:
Selain dalam wujud manusia, jin
(setan) juga dapat berwujud dalam bentuk hewan dan binatang seperti unta,
anjing, keledai, ular, sapi atau kucing. Akan tetapi dari sekian banyak
binatang, yang paling sering dipakai oleh jin adalah dalam bentuk anjing dan
kucing hitam.
Dalam hal ini
RasululullahShallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: "Anjing hitam adalah setan" (HR. Muslim).
Dalam hal ini, Ibnu Taimiyyah
juga bertutur: "Anjing hitam adalah setannya anjing. Dan jin seringkali
berwujud dalam wujud anjing hitam ini. Demikian juga dengan kucing hitam. Hal
ini dikarenakan warna hitam adalah warna yang paling disukai oleh setan karena
mengandung kehangatan."
Sedangkan wujud yang umum jin
yang mendiami rumah adalah ular . Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah
Saw mengingatkan agar tidak sembarangan membunuh ular yang didapati di dalam
rumah, karena boleh jadi ular tersebut bukan ular sesungguhnya akan tetapi ular
jelmaan dari jin. Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa apabila mendapatkan ular
di dalam rumah, maka biarkan selam tiga hari. Apabila dalam waktu tiga hari
masih ada, maka bunuhlah karena dia ular biasa, bukan ular jelmaan jin. Hadits
dimaksud adalah sebagai berikut:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguhnya di Madinah ada seorang jin yang sudah masuk Islam.
Apabila kalian melihat sesuatu (maksudnya binatang atau sejenisnya) maka
biarkanlah (jangan dibunuh) selama tiga hari. Apabila setalah hari masih ada
dan nampak, maka bunuhlah karena dia itu adalah syaithan" (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: "Ular-ular itu adalah jin yang mengubah rupa dan bentuknya
sebagaimana Bani Israil yang berubah bentuk menjadi rupa monyet dan babi"
(HR. Thabrany dengan sanad yang sahih).
Bersambung ke Bagian 5
-------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment