Tuesday, December 2, 2014

MENGENAL JIN, SYAITAN DAN IBLIS [Bagian 2]

ilustrasi

KEADAAN DAN SIFAT-SIFAT JIN

NAMA DAN JENIS JIN

Ibnu Abdil Bar sebagaimana dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi Ahkamil Jan, menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa Arab, mempunyai beberapa tingkatan:

AL-JAN
Jin secara umum

AAMIR dan bentuk jamak (pluralnya) 'AMMAR'
Jin yang suka tinggal bersama manusia.

ARWAH
Jin yang seringkali menampakkan wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil.

SYAITHAN
Jin yang selalu berbuat jahat dan seringkali muncul menjelma dalam berbagai bentuknya.

MARID
Jin tersebut disamping berbuat jahat, menjelma, juga berbuat hal lain yang lebih berat dari itu, seperti membunuh dan lainnya

IFRIT / AFARIIT
Jin yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang lebih dahsyat.

IBLIS
Nenek moyangnya jin kafir (syaithan). Menurut Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini bernama Naail. Ketika mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian melaknatnya, dan diganti nama dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah (samaran) Abu Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu dalam perbuatan dosa).

KELOMPOK JIN

"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).

1. Jin yang selalu beterbangan di udara
2. Jin yang berwujud dalam bentuk ular dan anjing
3. Jin yang selalu berdiam diri (punya rumah dan tempat)

WUJUD JIN

Jin (setan) adalah makhluk Allah yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas manusia tidak akan mungkin dapat melihat dalam wujud aslinya. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Araf 7:27

Artinya: "Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka" (QS. Al-Araf 7: 27).

Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan hadits sebagai berikut;

1. SEBAGIAN HEWAN DAPAT MELIHAT JIN

"Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).

Dalam hadits lain dikatakan:

"Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).

2. WUJUD JIN SANGAT JELEK

Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
"Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat 37: 64-65).

3. JIN MEMPUNYAI DUA TANDUK DAN SAYAP

 "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul" (HR. Muslim).

TEMPAT TINGGAL JIN

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hadits-hadits shahih, bahwa di antara tempat tinggal jin itu adalah sebagai berikut:

1. TEMPAT KOTOR (KAMAR MANDI, TMP SAMPAH, DLL)
Artinya: "Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh Jin. Oleh karena itu, apabila seseorang di antara kalian masuk WC, maka katakanlah: Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).

Kata muhtadhirah dalam hadits di atas maksudnya adalah dihadiri atau ditempati oleh jin (yahdiruhal jinn). Hanya saja, jin yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti WC itu hanyalah jin kafir. Adapun jin muslim mereka tinggal di tempat-tempat bersih dan wangi.Oleh karena itu, setiap muslim disunnahkan setiap kali memasuki toilet atau WC untuk berdo'a: "bismillahirrahmanirrahim allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits", karena dengan berdoa demikian, jin kafir itu tidak akan mengganggu kita sekaligus tidak akan dapat melihat aurat kita ketika mandi. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam salah satu haditsnya:

 "Dari Ali, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang masuk WC kemudian berdoa: " bismillahirrahmanirrahim ", maka mata jin akan tertutup dan tidak akan dapat melihat aurat keturunan Adam" (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

2. TEMPAT KOSONG (RUMAH KOSONG, GUNUNG, PADANG PASIR, DLL)
Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: "Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah diculik dan disandera". Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah Saw sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata: "Ya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan anda.

Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan". Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian bersabda: "Malam tadi saya didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Qur'an". Ibnu Mas'ud kemudian berkata kembali: "Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)". Para jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengenai makanan mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab:

"Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian". RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: "Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan sudara kalian (golongan jin)" (HR. Muslim).

3. LOBANG
 "Dari Abdullah bin Sarjas, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kalian kencing di lobang". Mereka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa tidak boleh kencing di lobang?" Qatadah menjawab: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallammengatakan karena lobang itu adalah tempat tinggalnya golongan jin" (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad).

4. RUMAH
Jin juga tinggal di atas rumah (atap) manusia. Hanya saja, jin yang tingal di atas atap rumah orang-orang beriman hanyalah jin muslim. Dalilnya adalah hadits berikut ini:

"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan jin-jin tersebut" (HR. Abu Bakar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari).

5. PASAR
Selain di rumah, Jin juga ada yang tinggal di pasar atau Mall. Hal ini sebagaimana disebutkan alam sebuah riwayat dimana Salman al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabat yang lain:

"Kalau bisa, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para syaithan. Dan di pasarlah syaithan menancapkan benderanya" (HR. Muslim).... 

[Bersambung ke Bagian 3]

-------

Baca Juga



No comments:

Post a Comment