ilustrasi |
KEADAAN DAN SIFAT-SIFAT JIN
NAMA DAN JENIS JIN
Ibnu Abdil Bar sebagaimana
dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi Ahkamil Jan,
menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa Arab, mempunyai beberapa
tingkatan:
AL-JAN
Jin secara umum
AAMIR dan bentuk jamak
(pluralnya) 'AMMAR'
Jin yang suka tinggal bersama
manusia.
ARWAH
Jin yang seringkali menampakkan
wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil.
SYAITHAN
Jin yang selalu berbuat jahat dan
seringkali muncul menjelma dalam berbagai bentuknya.
MARID
Jin tersebut disamping berbuat
jahat, menjelma, juga berbuat hal lain yang lebih berat dari itu, seperti
membunuh dan lainnya
IFRIT / AFARIIT
Jin yang memiliki kemampuan dan
kekuatan yang lebih dahsyat.
IBLIS
Nenek moyangnya jin kafir
(syaithan). Menurut Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini
bernama Naail. Ketika mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian
melaknatnya, dan diganti nama dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah
(samaran) Abu Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu
dalam perbuatan dosa).
KELOMPOK JIN
"Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam telah mengabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga
kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin
dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat
tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad
yang shahih).
1. Jin yang selalu beterbangan di
udara
2. Jin yang berwujud dalam bentuk
ular dan anjing
3. Jin yang selalu berdiam diri
(punya rumah dan tempat)
WUJUD JIN
Jin (setan) adalah makhluk Allah
yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas manusia tidak akan
mungkin dapat melihat dalam wujud aslinya. Hal ini ditegaskan dalam surat
Al-Araf 7:27
Artinya: "Sesungguhnya ia
(setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka" (QS. Al-Araf 7: 27).
Kecuali dalam kondisi tertentu
yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang
meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud misalnya
menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat
dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia,
karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut
sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan
hadits sebagai berikut;
1. SEBAGIAN HEWAN DAPAT MELIHAT JIN
"Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian
mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari
Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar
ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya
syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
"Dari Jabir bin Abdullah
berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian
mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada
Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat
melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
2. WUJUD JIN SANGAT JELEK
Jin (setan), memiliki bentuk yang
sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an ketika Allah
menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam
hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam
firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
"Sesungguhnya dia (pohon
Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala.
mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat 37: 64-65).
3. JIN MEMPUNYAI DUA TANDUK DAN SAYAP
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari
terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat
dimana dua tanduk setan muncul" (HR. Muslim).
TEMPAT TINGGAL JIN
Berdasarkan pengamatan penulis
terhadap hadits-hadits shahih, bahwa di antara tempat tinggal jin itu adalah
sebagai berikut:
1. TEMPAT KOTOR (KAMAR MANDI, TMP SAMPAH, DLL)
Artinya: "Dari Zaid bin
Arqam, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya
toilet-toilet itu dihuni oleh Jin. Oleh karena itu, apabila seseorang di antara
kalian masuk WC, maka katakanlah: Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal
khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gangguan jin laki-laki dan jin
perempuan" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).
Kata muhtadhirah dalam hadits di
atas maksudnya adalah dihadiri atau ditempati oleh jin (yahdiruhal jinn). Hanya
saja, jin yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti WC itu hanyalah jin
kafir. Adapun jin muslim mereka tinggal di tempat-tempat bersih dan wangi.Oleh
karena itu, setiap muslim disunnahkan setiap kali memasuki toilet atau WC untuk
berdo'a: "bismillahirrahmanirrahim allahumma inni audzubika minal khubutsi
wal khabaits", karena dengan berdoa demikian, jin kafir itu tidak akan
mengganggu kita sekaligus tidak akan dapat melihat aurat kita ketika mandi. Hal
ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam salah satu haditsnya:
"Dari Ali, Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang masuk WC kemudian berdoa: "
bismillahirrahmanirrahim ", maka mata jin akan tertutup dan tidak akan
dapat melihat aurat keturunan Adam" (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
2. TEMPAT KOSONG (RUMAH KOSONG, GUNUNG, PADANG PASIR, DLL)
Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud
ra berkata: "Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami
cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak
mendapatkannya). Kami lalu berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam telah diculik dan disandera". Pada malam itu, tidur kami
betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah Saw
sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang
pasir. Kami lalu berkata: "Ya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari
akan tetapi kami tidak menemukan anda.
Lalu kami tidur dengan sangat
tidak menyenangkan". Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian
bersabda: "Malam tadi saya didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia
membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Qur'an". Ibnu
Mas'ud kemudian berkata kembali: "Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk
melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)". Para jin
itu kemudian bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengenai
makanan mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab:
"Makanan kalian itu (wahai
golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang
berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua
tahi (kotoran) binatang ternak kalian". RasulullahShallallahu Alaihi wa
Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: "Oleh karena itu, janganlah kalian
(para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil
atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan
keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan
sudara kalian (golongan jin)" (HR. Muslim).
3. LOBANG
"Dari Abdullah bin Sarjas, Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara
kalian kencing di lobang". Mereka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa
tidak boleh kencing di lobang?" Qatadah menjawab: "Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallammengatakan karena lobang itu adalah tempat
tinggalnya golongan jin" (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad).
4. RUMAH
Jin juga tinggal di atas rumah
(atap) manusia. Hanya saja, jin yang tingal di atas atap rumah orang-orang
beriman hanyalah jin muslim. Dalilnya adalah hadits berikut ini:
"Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali
di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi,
mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore
dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim.
Hanya saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan
jin-jin tersebut" (HR. Abu Bakar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar dalam
Fathul Bari).
5. PASAR
Selain di rumah, Jin juga ada
yang tinggal di pasar atau Mall. Hal ini sebagaimana disebutkan alam sebuah
riwayat dimana Salman al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabat yang lain:
"Kalau bisa, janganlah
kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang
paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya
para syaithan. Dan di pasarlah syaithan menancapkan benderanya" (HR.
Muslim)....
[Bersambung ke Bagian 3]
-------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment