Menyan begitu identik dengan klenik, dukun,
santet, ilmu hitam, sirik dan sederet citra negatif lain yang terlanjur
direkatkan kepadanya. Padahal tahukah kamu bahwa sebenarnya menyan tak seburuk
itu bahkan lebih baik dari itu. Menyan telah selama ratusan bahkan ribuan tahun
sudah menjadi sebuah komuditas ekonomi tidak hanya terbatas pada penghasil asap
harum. Jejak menyan paling tua ditemukan di makamnya Fir’aun di Mesir.
Bangsa Arab sudah sejak lama menggunakan
aroma bakaran menyan sebagai aroma terapi, pengharum ruangan, pakaian dan
sebagainya. Bangsa Eropa sendiri kemudian berbondong bondong datang ke
nusantara dalam upaya menelusuri jejak rempah repah, damar, gaharu, cendana dan
menyan yang kala itu sempat menjadi primadona perdagangan dunia semahal emas, untuk
kemudian menguasainya. Nusantara dari masa dulu hingga kini tetap saja bagaikan
petromax terang benderang di gulitanya malam yang menarik Laron Laron dari
berbagai penjuru.
Menyan merupakan komuditas eksport hasil
hutan utama bagi provinsi Sumatera Utara, begitu juga di Bengkulu. Setelah di
olah menyan berubah menjadi aneka produk berkelas tinggi termasuk di dalamnya
untuk kosmetika, minyak wangi, stabilizer produk produk minyak wangi, meredam
pengaruh racun di udara atau pemurnian udara dalam ruang, hingga beberapa
penelitian terahir menyebutkan bahwa menyan memiliki kandungan materi yang
dapat menghentikan penyebaran kangker. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
Ibnu Sina, ahli pengobatan Islam di abad ke 10 yang merekomendasikan menyan
sebagai obat tumor, bisul, muntah, disentri dan demam.
Dalam
pengobatan tradisional Cina, kemenyan digunakan untuk mengobati masalah kulit
dan pencernaan. Sedangkan di India, kemenyan digunakan untuk mengobati
arthritis. Khasiat kemenyan sebagai obat arthritis tersebut mendapat dukungan
dari penelitian laboratorium di Amerika Serikat. Kemenyan yang biasa digunakan
untuk urusan mistis ternyata berdasarkan hasil penelitian di Arab Saudi mampu
menurunkan kadar kolesterol jahat.
No comments:
Post a Comment