Terkenal oleh
kebesaran legenda-nya, bunga wijaya kesuma termasuk tanaman langka yang hanya
tumbuh di segelintir tempat saja di Nusantara. Gugus pulau pulau batu karang di
Karimun Jawa (di laut utara) dan Nusa Kambangan (di laut selatan) disebut sebut
sebagai pertahanan terahir tempat bunga ini tumbuh.
Di kalangan
masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, khususnya keraton, percaya bahwa seorang
raja yang akan naik tahta haruslah memiliki bunga Wijayakusuma sebagai
syarat.
Bunga ini juga
dipercaya sebagai pusaka keraton Dwarawati titisan Wisnu sang pelestari Alam,
Batara Kresna dan memiliki kemampuan menghidupkan orang yang mati.
Legenda lain
menyebutkan bahwa bunga wijaya kesuma mampu membuat awet muda. siapa saja yang
mampu bertahan menyaksikan detik detik mekarnya bunga ini hingga kuncup lagi di
tengah malam, konon akan mendapatkan paras awet muda.
Bunga wijaya kesuma
hanya mekar sesaat saja dengan aroma harum semerbak yang luar biasa, dan itupun
ditengah malam. Ditambah lagi dengan tidak mudahnya untuk menemukan tanaman
ini, sehingga membutuhkan tekad dan niat kuat untuk sekedar menikmati keindahan
dan keharuman bunga satu ini.
Setelah mekar sesaat
bunga ini akan kuncup kembali. Sangat berbeda dengan bunga edelweiss yang akan
mekar selamanya, hingga digelari sebagai bunga abadi.
Menurut para ahli Bunga
Wijayakusuma (epiphyllum anguliger) termasuk jenis tanaman kaktus yang
mempunyai kelas dicotiledoneae dan berasal dari Amerika tropika (Venezuela dan
Caribia), meski tak ada satu literatur pun yang menjelaskan bagaimana bunga
tersebut bisa sampai ke Nusantara.